BE YOUR SELF

gali potensi diri, jujur, berani bertanggungjawab

Senin, 18 Oktober 2010



Hikmah Pernikahan...

Subhanallah..walhamdulillah,, wa laa ilaha illallah,, wallahu akbar..
Hmm..sebuah pernikahan...sesuatu yang harus difikirkan matang-matang..
Bukan sekedar ingin, bukan sekedar nafsu, tapi adalah sebuah sarana untuk menggapai visi. Ya, visi jangka panjang kita menuju ridha Allah..
Ada banyak hikmah yang bisa kuambil dari beberapa pernikahan teman maupun seniorku.

Kisah yang pertama, dari kisah seorang akhwat yang baru kukenal di DPRa-ku. Pertama kenal beliau, subhanallah semangatnya dalam dakwah membuatku menjadi terpacu untuk bisa bergerak seperti beliau yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan visi-visi kami yang ketika itu memang sedang masa-masanya jihad siyasi di pilwalkot. Memang, di DPRa-ku yang dikatakan masih gadis (belum menikah) memang hanya aku, temanku, dan akhwat yang aku ceritakan ini. Sedangkan yang lain sudah ummahat yang memang sudah sulit untuk keluar malam untuk sekedar rapat di sekretariat. So, akhirnya setiap rapat akhwatnya memang cuma kami bertiga. Dan subhanallah, akhwat yang satu ini semangatnya luar biasa dalam menyumbangkan ide-ide pemikirannya untuk dakwah. Selain itu, memang beliau supel sekali di lingkungannya. Dengan bahasa sunda yang bagus dapat dengan mudah berkomunikasi dengan warga sekitar, sehingga dapat dengan mudah untuk berdakwah di lingkungan masyarakatnya.

Suatu saat, ketika acara buka bersama di DPRa, akhwat ini tidak hadir dan otomatis aku langsung menanyakan pada yang lain kenapa beliau tidak hadir. Kemudian temanku mengatakan bahwa beliau sedang sakit, biasa problem wanita setelah menikah adalah badan yang terasa ga enak. Hah?? Kontan aku langsung kaget karena ga tau kapan bliau menikah. Setelah dijelaskan, beliau telah menikah dengan seseorang, tetapi memang tidak terlalu dirayakan. Bahkan, walimatul ursy-nya adalah ketika buka bersama di suatu masjid. Subhanallah..aku tercengang..

Setelah selang waktu berlalu dan aku pun ga pernah kontak2an dengan anak2 DPRa, aku bertemu kembali dengan akhwat itu dalam pernikahan kakak kelasku di sma. Bahkan beliau yang menyapa duluan, karena aku pangling. Dan akhirnya beliau mengenalkan suami yang ikut juga bersama beliau dan masya Allah, Allah..aku terkejut.. ternyata suami beliau tuna netra, tidak bisa melihat,,subhanallah..hatiku tersentuh melihatnya..dan akhwat itupun tidak merasa kaku sedikitpun dalam membawa dan mengenalkan suaminya..

Satu pelajaran yang aku bisa ambil dari kisah ini..subhanallah..berulang kali kusebut namaMu ya Allah..ternyata begitulah jika sebuah pernikahan tidak berdasarkan atas nafsu belaka..sebuah pernikahan yang tidak melihat keindahan dunia, kesenangan fisik semata..kagumku bertambah pada akhwat itu karena beliau berani mengambil keputusan untuk menikah dengan ikhwan itu, bukan dilandasi oleh nafsu, tetapi dengan niat yang tulus untuk membina rumah tangga, berbakti pada suami, dan bersama-sama menuju keridhoan Allah..subhanallah..walaupun beliau tau akan kekurangan suaminya tetapi beliau tetap teguh, tetap taat, ah..entah apa lagi yang dapat aku tulis.. apalagi kalau ingat pernikahan kebanyakan yang melihat dari segi fisik pasangannya..dan memang sih tidak ada salahnya juga kalau kita memilih2 penampilan pasangan kita..yah,, wallahu a’lam.. yang jelas, aku bisa mengambil pelajaran dr sini..alhamdulillah.. ^-^

Kisah yang kedua, dari pernikahan seorang seniorku di sma, dimana aku diminta untuk menjadi salah satu panitia walimahan beliau hari sabtu kemarin. Sekarang, seiring bertambahnya umur, sering pula aku menghadiri undangan2 walimahan. Baik dari teman seangkatan maupun angkatan atas yang kukenal. Masya Allah..,memang sudah masa-masanya,, haha..

Tetehku ini, seorang senior ketika di sma..beliau angkatan 2000 sih, pernah jadi mentorku waktu di sma makanya aku kenal. Subhanallah,, akhwat yang satu ini juga membuatku kagum dan membuatku menjadi semangat dalam dakwah jika ingat beliau. Beliau orangnya tegas ( ya iyalah..anak kepanduan gitu loh !!), strength, dan semangat dalam dakwah..wah pokonya patut dicontoh deh..nah, singkat cerita kemaren2 aku diminta untuk menjadi panitia walimahan beliau.. wah,, senangnya, cari hal baru nih coz aku belum pernah jadi panitia walimahan yang bener2nya..

Ternyata, seperti ini ya menjadi seorang panitia di acara walimahan. Alhamdulillah, walimahannya sudah bisa terkondisikan untuk ikhwan dan akhwat, tetapi memang ada beberapa kesulitan juga ketika ada bapak-bapak yang ’membandel’ untuk lewat di jalur akhwat..yah, disitulah perjuangannya..disini pula aku belajar ternyata hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan ketika saat-saat penting itu terjadi. Contohnya saja, ketika rombongan calon mempelai ikhwan sudah hadir lebih awal dari waktu yang telah ditentukan, kita selaku panitia sudah harus sigap untuk menyediakan tempat khusus untuk rombongan sebelum ke tempat akad dan berinisiatif untuk memberikan minuman atau makanan alakadarnya, walaupun itu hanya sekardus air mineral. Yang jelas, perlakukan keluarga ikhwan dengan baik ^-^.

Di walimahan tetehku ini, alhamdulillah aku kebagian job untuk mengarahkan akhwat lewat pada jalurnya dan menghalangi ikhwan/ bapak2 yang lewat pada jalur akhwat. Dan kadang2 juga diminta untuk jaga stan es krim,,wah my favorite..senangnya akhirnya pada hari itu aku makan es krim banyak banget, hehe.. afwan ya teh..

Subhanallah, di akadnya, dihadiri 2 orang penting, yakni ust.Abu syauqi sebagai saksi dari mempelai akhwat dan Ust. Tate komarudin sebagai khatib nikah. Dan yang aku amati, ternyata dari awal teteh tampak begitu tenang (memang dasar sifatnya yang kuat banget), katanya sih ga grogi, dan bahkan ketika acara sungkeman bukannya nangis2an,, eh malah ketawa.. wah-wah-wah..ada ada aja nih.. dan memang karena karakter beliau yang supel sehingga hanya dalam hitungan menit beliau sudah akrab dengan suaminya di pelaminan..wah wah wah.. hehe..subhanallah..semangat sekali ni tetehku.. ^-^

Di dalam khatibnya ust.tate menjelaskan panjang lebar tentang pernikahan. Lumayanlah, buat ilmu kedepannya. Singkatnya, kata ust.tate, pernikahan itu harus dilandasi oleh tiga hal, yakni yang pertama, tulus. Sebuah pernikahan itu haruslah dilandasi niat yang tulus karena Allah, bukan karena niat-niat yang lain. Sehingga akan menjadikan pernikahan itu berkah. Yang kedua, pernikahan itu haruslah serius, bukan untuk ajang main-main, karena dengan pernikahan ini Allah telah menjadikan kita memiliki rasa kasih dan sayang yang terikat kuat karena Allah telah mengikat kita dengan sebuah tali yang kokoh yakni pernikahan. Oleh karena itu, menikah adalah bukan sesuatu yang main-main namun haruslah difikirkan secara matang-matang. Yang ketiga, pernikahan itu haruslah dilandasi dengan ambisius, akan tetapi bukan ambisius dalam konteks negatif. Tetapi ambisius untuk mengajak keluarga kita menuju ke jannahNya..lebih baik lagi kalau mengajak juga keluarga yang lain..seperti kata Allah dalam al-Quran yang menyebutkan bahwa lindungilah dirimu dan keluarga dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia,, naudzubillah.. gitu, kata ust,,so, yang namanya menikah kita harus punya plan-plan tertentu untuk bersama-sama menuju jannahNya..artinya, kita harus juga untuk memilih pasangan-pasangan yang sevisi dengan kita..seperti janji Allah bahwa wanita yang baik-baik adalah untuk pria yang baik-baik pula dan sebaliknya..hmm..semoga kita semua termasuk golongan yang pertama..amiin..

So, penting untuk ditegaskan bahwa menikah bukanlah sesuatu hal yang main-main. Banyak diantara para aktivis dakwah sekarang yang semangat banget memperbincangkan masalah pernikahan, namun jika dievaluasi bisa saja persiapan menuju ke arah sana masih kurang atau bahkan belum mempersiapkan sama sekali ?? oleh karena itu, marilah, mumpung masih muda, mumpung masih single, mumpung masih dikasih umur, perbanyak ilmu selagi sempat..sebelum kita disibukkan oleh berbagai hal yang menyita waktu hingga kadang kita beralasan kekurangan waktu untuk memperbanyak ilmu terutama ilmu agama..(hmm..sebenernya tausiyah buat diri sendiri juga sih..)

Kisah yang ketiga, dari acara walimahan seorang teman lama. Dulu beliau adalah akhwat yang cukup dituakan, hingga aku kagum juga ma beliau coz ilmunya yang banyak tentang islam. Akhirnya beliau menikah ketika masih kuliah, tetapi memang prosesnya tidak terlalu ’bersih’ ya..bisa dikatakan melalui proses pacaran dulu..aku pun sempat bingung, tapi ya..mau gimana lagi..singkat cerita, akhirnya aku dapat undangan walimahan beliau, mendadak sih, aku pun kaget karena ga ada pemberitahuan sebelumnya..namun ketika hari-H, ada hal yang membuatku kaget sekaligus tidak percaya..ketika turun dari angkot, di depan gedung pernikahan ku dengar alunan musik dangdut. Pertama aku kira aku salah masuk lokasi pernikahan tapi setelah liat gantungan nama di janur kuning barulah aku merasa yakin kalo aku ga salah masuk. Ya,,aku kaget karena suasana yang belum terkondisikan. Penyanyi dangsut yang berlenggak lenggok di depan para tamu undangan, para tamu undangan yang standing party, dll. Tapi aku berusaha untuk tetap tenang..hingga aku mengucapkan selamat kepada kedua mempelai..

Hmm..hikmah yang bisa diambil dari sini adalah betapa pentingnya untuk mulai berbicara pada orang tua untuk kondisi pernikahan nanti (walaupun pernikahannya masih jauh.. hehe). Sangat-sangat penting untuk mulai mensosialisasikan kondisi pernikahan yang islami pada orang tua kita (terutama untuk orang tua yang belum faham) karena jika kita berbicara mendekati hari-H, itu akan sangat sulit karena pemahaman itu tidak bisa secepat kilat, butuh proses. Atau bisa juga dengan mengajak orang tua kita untuk hadir pada pernikahan teman kita yang memang sudah terkondisikan secara islami. Memang, banyak alasan ortu masih berat untuk mengabulkan permohonan kita untuk mendesain pernikahan seperti itu, tapi insya Allah, jika kita serius untuk mencoba memahamkan mereka,, pasti bisa.. (hahaha..ko kayak yang dah berpengalaman ginih sih..)

Yah,, itulah sedikit hikmah yang berhasil dihimpun dari pernikahan beberapa orang teman, sebenernya masih banyak hikmah lain yang belum bisa dituliskan disini..insya Allah hikmah-hikmah lainnya menyusul ^-^

Selamat untuk t’Harini dan k”Sugeng, semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah dan semoga cepat dikaruniai jundi kecil yang kelak akan meneruskan perjuangan orang tuanya..amiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar