BE YOUR SELF

gali potensi diri, jujur, berani bertanggungjawab

Selasa, 22 Juni 2010

JAWABAN SOAL UAS Pengantar Metodologi Penelitian
Nama : WINDA SOPIAH
Semester : VI-A
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi sekarang ini negara mengalami persaingan yang luar biasa dalam berbagai bidang. Antara lain dalam bidang perniagaan, industri, ilmu pendidikan dan berbagai dimensi lain, baik pembangunan fisik maupun pembangunan sepiritual. Dalam upaya menjawab tantangan ini perkembangan sumber daya diproritaskan. Perkembangan sumber daya yang diprioritasakan adalah perkembangan sumber daya manusia. Salah satu cara untuk meningkatkan sumberdaya manusia dapat melalui pendidikan.
Tidak dapat diragukan lagi, bahwa sejak anak manusia yang pertama lahir ke dunia, telah ada dilakukan usaha-usaha pendidikan, manusia telah berusaha mendidik anak-anaknya, kendatipun dalam cara yang sangat sederhana. Demikian pula semenjak manusia saling bergaul, telah ada usaha-usaha dari orang-orang yang lebih mampu dalam hal-hal tertentu untuk mempengaruhi orang-orang lain teman bergaul mereka, untuk kepentingan kemajuan orang-orang bersangkutan itu. Dari uraian ini jelaslah kiranya, bahwa masalah pendidikan adalah masalahnya setiap orang dari dulu hingga sekarang, dan diwaktu-waktu yang akan datang.
Sebagaimana diketahui bersama, pendidikan merupakan sesuatu yang sangat urgen dalam kehidupan manusia. Hal ini dapat dibuktikan dengan begitu banyaknya dalil-dalil yang pada intinya memerintahkan manusia untuk belajar dan menempuh pendidikan. Islam adalah agama yang membawa misi agar umatnya menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan adalah berkenaan di samping masalah keimanan juga masalah pendidikan.
Allah SWT berfirman :
                        
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589]. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al-Alaq : 1-5
Dari ayat-ayat tersebut di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa Tuhan berkata hendaklah manusia meyakini akan adanya Tuhan pencipta manusia (dari segumpal darah), selanjutnya untuk memperkokoh keyakinannya dan memeliharanya agar tidak luntur hendaklah melaksanakan pendidikan dan pengajaran. Bahkan tidak hanya itu, Tuhan juga memberikan bahan (materi pendidikan agar manusia hidup sempurna di dunia ini).
Allah SWT. Berfirman :
               
Artinya : “Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
(QS. Al-Baqoroh : 31)
Pendidikan pada hakekatnya berlangsung dalam suatu proses. Proses itu berupa transformasi pengetahuan, teknologi dan keterampilan. Penerima proses adalah anak atau siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju kearah kematangan kepribadian dan penguasaan pengetahuan. Selain itu, pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang diperoleh melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang kehidupan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yaitu :
                                
Artinya : “… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (QS. Mujadalah : 11)

Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat membangun diri sendiri dan besama-sama membangun bangsa. Disamping itu pendidikan merupakan masalah yang penting bagi manusia, karena pendidikan menyangkut kelangsungan hidup manusia. Manusia muda tidak hanya cukup tumbuh dan berkembang dengan dorongan insting saja, melainkan perlu bimbingan dan dorongan dari luar dirinya (pendidikan) agar ia menjadi manusia purna.
Menurut undang- undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab I pasal 1 menyatakan; Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, Masyarakat maupun bangsa dan negara, sebagai wujud perhatian negara Republik Indonesia, maka pemerintah berusaha meningkatkan mutu pendidikan sekarang ini. Peningkatan mutu pendidikan senantiasa disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membuat pembangunan bangsa akan menjadi lebih baik dan mampu bersaing dengan negara-negara lain.
Usaha yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan antara lain: peningkatan mutu para guru, pembaharuan kurikulum, penambahan berbagai fasilitas belajar, dan sebagainya. Meskipun usaha-usaha tersebut telah dilakukan tetapi masih banyak sekolah-sekolah yang menghasilkan lulusan yang kurang berkualitas. Oleh karena itu pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat, orangtua, guru, dan siswa itu sendiri.

Menurut Ngalim Purwanto (1988: 148) lingkungan pendidikan atau lingkungan belajar dibedakan menjadi 3 golongan. antara lain: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkuangan masyarakat. Lingkungan belajar tersebut mendukung dan berperan besar dalam keberhasilan perestasi belajar anak didik. Lingkungan keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama, tetapi juga dapat menjadi faktor kesulitan belajar. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 81) Lingkungan keluarga terdiri dari tiga faktor yaitu: faktor Orangtua, suasana rumah tangga atau keluarga, dan keadaan ekonomi keluarga.
Anak lahir dalam lingkungan keluarga dan dalam pemeliharaan Orangtua. Orangtua disini memikul tugas sebagai pendidik, pemelihara, pengasuh, pembimbing, maupun sebagai guru dan pengasuh bagi Anak-anaknya. Orangtua merupakan contoh terdekat bagi anaknya. Segala perbuatan yang dilakukan tanpa disadari akan ditiru anaknya, untuk itu sikap Orangtua yang bermasalah harus dihindari. Orangtua harus memperhatikan pendidikan, dan perkembangan belajar anaknya. Disamping itu hubungan Orangtua dengan anak sangat berpengaruh dalam kemajuan belajar anak. Yang dimaksud perhatian disini adalah kasih sayang yang penuh perhatian atau kebencian. Kasih sayang, perhatian atau penghargaan kepada anak akan menimbulkan mental yang sehat bagi anakanaknya.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab VI pasal 14. Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam lingkungan masyarakat. Dan sekaligus mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ketingkat menengah. Pendidikan dasar ini diselengarakan selama 9 tahun, yang dilaksanakan 6 tahun di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiah (MI) atau bentuk lain yang sederajat, serta 3 tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS) atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan menengah diselengarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pengetahuan yang telah didapat di sekolah dasar, selain itu juga guna menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang mampu melaksanakan hubungan timbal balik dengan sosial, budaya, dan alam sekitarnya serta dapat mengembangkan kemampuannya lebih lanjut di dunia kerja atau melanjutkan keperguruan tinggi. pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah umum ini berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Madarasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat
Jadi jelaslah pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja agar anak didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik, sehingga penerapan pendidikan harus diselengggarakan sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan UU No 20/ 2003. Menurut UU RI No 20/ 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional jenis dari pendidikan menengah salah satunya adalah sekolah menengah kejuruan (SMK). Penjelasan pasal 15 menjelaskan bahwa “ Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta diklat terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”.
Pemberlakuan kurikulum 2004 dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan upaya antisipatif untuk mencegah kesenjangan antara hasil pendidikan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang akan selalu berkembang.
Kesenjangan antara hasil pendidikan kejuruan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat terlihat dari tingkat pengetahuan dan penguasaan ketrampilan lulusan SMK. Fenomena yang terjadi saat ini adanya kebijakan pemerintah yang mempublikasikan SMK sebagai salah satu pilihan studi setelah SMP/MTs dan di Kabupaten Sukabumi hampir di setiap Kecamatan didirikan sebuah SMK baru, yang diasumsikan akan mematikan kelanjutan MA Swasta. Minat orangtua yang lebih cenderung pragmatis akan mengantarkan pilihan sekolah bagi anaknya adalah ke sekolah yang setelah selesai bisa masuk kerja yakni SMK(Sekolah Menengah Kejuruan) karena factor ekonomi.
Berkenaan dengan hal di atas menarik minat penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan antara dibuka banyak SMK akan menurunkan minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah Ar-Rahmah Sukaraja”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kebijakan dibuka banyak SMK yang dipublikasikan pemerintah sebagai salah satu pilihan studi setelah SMP/MTs dan di Kabupaten Sukabumi hampir di setiap Kecamatan?
2. Bagaimana menurunnya minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah Ar-Rahmah Sukaraja ?
3. Adakah hubungan antara kebijakan dibuka banyak SMK akan menurunkan minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah Ar-Rahmah Sukaraja ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian yaitu:
a. Mengetahui tentang kebijakan dibuka banyak SMK yang dipublikasikan pemerintah sebagai salah satu pilihan studi setelah SMP/MTs dan di Kabupaten Sukabumi hampir di setiap Kecamatan
b. Mengetahui menurunnya minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah Ar-Rahmah Sukaraja
c. Mengetahui hubungan antara kebijakan dibuka banyak SMK akan menurunkan minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah Ar-Rahmah Sukaraja.
2. Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini antara lain:
a. Memberikan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan Madrasah Aliyah pada khususnya.
b. Sebagai bahan atau referensi bagi para peneliti-peneliti yang lain yang ingin mengembangkan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Sehingga mengetahui arti penting penelitian agar keputusan-keputusan yang dibuat dalam hidup sehari-hari akan didasarkan pada hasil riset, baik dalam memecahkan pesoalan ataupun mencari hal-hal baru.

D. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : kebijakan dibukanya SMK
2. Variabel terikat : minat orang tua
Kebijakan Pemerintah provinsi Jawa Barat untuk menggencarkan program pendidikan khusus, yakni pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), untuk itu, pemprov melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Jawa Barat telah mewajibkan di setiap kecematan harus ada SMK.
Pendirian SMK di setiap kecamatan di seluruh Jawa Barat tersebut sangat terkait dengan upaya pengembangan pendidikan, khususnya mengenai pendidikan yang lulusannya siap kerja. Untuk SMK ini memang sudah diplot para lulusannya siap bekerja dengan keterampilan yang dimilikinya,
Keberadaan SMK yang wajib ada di setiap kecamatan, dimaksudkan agar masyarakat (para siswa dari keluarga miskin) bisa lebih mudah mencari sekolah. Bagi kecamatan yang sudah ada SMK-nya, maka dispendik akan memberikan bantuan berupa pembangunan ruangan kelas. Pada tahun terakhir ini banyak lulusan SMP/MTs yang cenderung memilih masuk atau melanjutkan ke bangku SMK.
Pengembangan SMK memang menjadi priorotas tersendiri. Untuk SMK nantinya setiap sekolah akan didirikan kelas wirausaha. Kelas wirausaha tersebut diutamakan bagi SMK yang sudah menjadi RSBI (Rintisan Sekolah Berstandard Internasional), sehingga para siswanya nantinya selama dua tahun mendapatkan materi praktik dan teori di sekolah. Sedangkan sisanya satu tahun, dilakukan praktik langsung membuka usaha. Untuk membuka usaha bagi siswa ini, tentunya akan dipersiapkan modal usaha oleh pemerintah. Jadi, setiap siswa yang membuka usaha akan diberi modal usaha.
Adapun minat Hurlock (1993) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.
Crow & Crow (1984) menjabarkan bahwa minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memperhatikan seseorang, Sesuatu barang atau kegiatan atau sesuatuyang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimulasi oleh kegiatan itu sendiri. Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan tersebut. Lebih lanjut, Crow and Crow menyebutkan bahwa minat mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan-dorongan, motif-motif dan respon-respon emosional.
Minat, menurut Chauhan (1978) pada orang dewasa menentukan aturan penting dalam perkembangan pribadi dan prilaku mereka. Minat adalah hal penting untuk mengerti individu dan menuntun aktivitas dimasa yang akan datang. Tampubolon (1993) mengemukakan bahwa minat adalah perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.
Hal senada juga dikemukakan oleh Sandjaja (2005) bahwa suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat tergantung sekali oleh minat seseorang terhadap aktivitas tersebut, disini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas. Meichati (Sandjaja, 2005) mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan suatu aktivitas.
Aiken (Ginting, 2005) mengungkapkan definisi minat sebagai kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat berhubungan dengan nilai-nilai yang membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya, hal tersebut diungkapkan oleh Anastasia dan Urbina (Ginting, 2005). Selanjutnya Ginting (2005) menjelaskan, minat berfungsi sebagai daya penggerakyang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi minat mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang.
Ditegaskan oleh Elliott dkk (2000) bahwa minat adalah sebuah karakteristik tetap yang diekspresikan oleh hubungan antara seseorang dan aktivitas atau objek khusus
Sutjipto (2001) menjelaskan bahwa minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut
Nunnally (Sutjipto, 2001) menjabarkan minat sebagai suatu ungkapan kecenderungan tentang kegiatan yang sering dilakukan setiap hari, sehingga kegiatan itu disukainya; sedangkan Guilford (Sutjipto, 2001) menyatakan minat sebagai tendensi seseorang untuk berperilaku berdasarkan ketertarikannya pada jenis-jenis kegiatan tertentu. Sementara itu Sax (Sutjipto, 2001) mendefinisikan bahwa minat sebagai kecenderungan seseorang terhadap kegiatan tertentu di atas kegiatanyang lainnya. Sedangkan Crites (Sutjipto, 2001) mengemukakan bahwa minat seseorang terhadap sesuatu akan lebih terlihat apabila yang bersangkutan mempunyai rasa senang terhadap objek tersebutHurlock (1993) mengemukakan bahwa minat merupakan hasil dari pengalaman belajar, bukan hasil bawaan sejak lahir.
Hurlock (1993) juga menekankan pentingnya minat, bahwa minat menjadi sumber motivasi kuat bagi seseorang untuk belajar, minat juga mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi seseorang dan minat juga menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni seseorang. Hurlock (1978) juga menjelaskan bahwa secara keseluruhan, pada masa anak-anak, minat memberikan sebuah kekuatan untuk belajar. Anak-anak yang berminat dalam sebuah aktivitas, berada dimanapun, akan memberikan usaha empat kali lipat untuk belajar dibandingkan anak-anak yang minatnya sedikit atau mudah merasa bosan. Jika pengalaman belajar menimbulkan kesan pada anak-anak, maka akan menjadi minat. Hal tersebut adalah sesuatu yang dapat diasah dengan proses pembelajaran. Di masa yang akan datang, minat sangat berpengaruh pada bentuk dan intensitas dari cita-cita pada anak.
Hidi & Derson (Ormrod, 2003) berpendapat minat adalah bentuk dari motivasi intrinsik. Pengaruh positif minat akan membuat seseorang mereka tertarik untuk bereksperimen seperti merasakan kesenangan, kegembiraan, dan kesukaan. Garner (Ormrod, 2003) menjelaskan bahwa seseorangyang memiliki minat terhadap apa yang dipelajari lebih dapat mengingatnya dalam jangka panjang dan menggunakannya kembali sebagai sebuah dasar untuk pembelajaran dimasa yang akan datang.
Pintrich dan Schunk (1996) juga menyebutkan bahwa minat merupakan sebuah aspek penting dari motivasi yang mempengaruhi perhatian, belajar, berpikir dan prestasi.
Krapp, Hidi, dan Renninger (Pintrich dan Schunk, 1996) membagi definisi minat secara umum menjadi tiga, yaitu: minat pribadi, minat situasi dan minat dalam ciri psikologi.
a) Minat pribadi, diartikan sebagai karakteristik kepribadian seseorang yang relatif stabil, yang cendrung menetap pada diri seseorang. Minat pribadi biasanya dapat langsung membawa seseorang pada beberapa aktifitas atau topikyang spesifik. Minat pribadi dapat dilihat ketika seseorang menjadikan sebuah aktivitas atau topik sebagai pilihan untuk hal yang pasti, secara umum menyukai topik atau aktivitas tersebut, menimbulkan kesenangan pribadi serta topik atau aktivitas yang dijalani memiliki arti penting bagi seseorang tersebut.
b) Minat situasi merupakan minat yang sebagian besar dibangkitkan oleh konsisi lingkungan.
c) Minat dalam ciri psikologi merupakan interaksi dari minat pribadi seseorang dengan ciri-ciri minat lingkungan. Renninger menjelaskan bahwa minat pada definisi ini tidak hanya pada karena seseorang lebih menyukai sebuah aktivitas atau topik, tetapi karena aktivitas atau topik tersebut memiliki nilaiyang tinggi dan mengetahui lebih banyak mengenai topik atau aktivitas tersebut.
Dari beberapa definisi minat di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai minat, bahwa minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan, dan menunjukkan kemampuan untuk memperhatikan seseorang, Sesuatu barang atau kegiatan atau sesuatuyang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimulasi oleh kegiatan itu sendiri. Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan tersebut. mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan-dorongan, motif-motif dan respon-respon emosional. Pada orang dewasa menentukan aturan penting dalam perkembangan pribadi dan prilaku mereka. Minat adalah hal penting untuk mengerti individu atau anak mereka dalam menempuh hidup dan menuntun aktivitas dimasa yang akan dating, agar lebih baik dari orang tuanya.
D. Skala Pengukuran Penelitian
Skala yang digunakan ialah skala Linkert, menurut Riduwan (2009 : 87) bahwa skala Linkert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala social. Dalam penelitian gejala social ini telah ditetapkan secara spesifik yang selanjutnya diebut sebagai variable penelitian yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variable kemudian sub variable dijabarkan lagi menjadi indicator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indicator-indikator yang terukur ini dapat menjadi titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden.
E. Anggapan Dasar
Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan beberapa asumsi dasar sebagai berikut:
1. Perbedaan tingkat kemampuan ekonomi setiap keluarga mempunyai pengaruh yang berarti untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah.
2. Kebijakan pemerintah yang mempublikasikan SMK sebagai pilihan studi setelah SMP/MTs.
3. Didirikannya SMK baru di setiap Kecamatan Kabupaten Sukabumi yang diasumsikan akan mematikan kelanjutan MA Ar-Rahmah sukaraja
4. Menurunnya minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah.
F. Hipotesis Penelitian
Menurut pendapat Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA, yang dikutip Suharsimi Arikunto dalam bukunya (2006 : 7), bahwa menurut asal-usulnya hipotesis berarti suatu kesimpulan atau pendapat yang masih kurang (hpyo = kurang, thesis = pendapat). Jadi kesimpulan itu belum final (proto conclution) karena masih harus dibuktikan. Hipotesis juga bias diartikan sebagai dugaan sementara yang mungkin benar, atau juga salah. Hipotesis akan ditolak, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan.
Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti variable kebijakan dibukanya SMK disetiap Kecamatan hubungannya dengan menurunnya minat orang tua menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah. Penulis perhatikan kedua variable tersebut, secara teoritis dapat diduga bahwa tinggi rendahnya minat orang tua dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah tentang dibukanya SMK disetiap Kecamatan.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah merumuskan hipotesis alternatifnya ( Ha ) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara variable X ( kebijakan dibukanya SMK ), dan variable Y ( minat orang tua ). Semakin tinggi kebijakan pemerintah tentang dibukanya SMK disetiap Kecamatan maka semakin tinggi minat orang tua menyekolahkan anaknya ke SMK. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah kebijakan pemerintah tentang dibukanya SMK disetiap Kecamatan maka semakin rendah minat orang tua menyekolahkan anaknya ke SMK.
Dengan taraf signifikan 5 %, hipotesis tersebut diterima apabila t hitung lebih besar dari t table.
G. Sumber Data
Sumber data yang diambil oleh peneliti dari penelitian empiriknya adalah sumber data primer dan data sekunder. Data primer dari responden yaitu ketua Pemprov, ketua diknas, ketua Pemda Sukabumi dan pemegang kebijakan-kebijakan pendidikan, sedangkan data sekunder diperoleh dari orang tua siswa SMP/MTs Ar-Rahmah Sukaraja, yang kegunaannya untuk mengadakan genelisasi atas asaa fakta-fakta yang ada, kemudian mengadakan interpretasi yang kritis dan mencari metode pemecahannya.
Penelitian ini dibatasi oleh dua variable, yaitu kebijakan dibukanya SMK disetiap Kecamatan hubungannya dengan menurunnya minat orang tua menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari angket dan analisis kulitatif adalah data tentang gambaran umum tentang lokasi SMK, mulai dari lokasi sarana dan prasarana sekolah sampai keberlangsungan kebijakan pemerintah. Adapun data kuantitatif adalah menurunnya minat orang tua menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah Ar-Rahmah Sukaraja.
H. Instrumen Penelitian
Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah:
1. Pengembangan instrumen
Dalam penelitian ini, untuk mencapai hasil yang diharapkan maka dalam pengembangan instrumennya dengan mengemukakan kisi-kisi instrumennya.
NO Variabel/indikator ( X ) Variabel/indikator ( Y ) APD NO SOAL
1. Jumlah SMK di Kab Sukabumi Tingkat kemampuan ekonomi orang tua siswa A 1-5
2. Target pendirian SMK Melanjutkan ke sekolah pilihan N 6-10
3. Tujuan pemerintah Mendapat kerja G 11-15
K
E
T

2. Uji coba instrumen
Sebelum instrumen digunakan sebagai alat pengumpul data, maka instrumen tersebut diujicobakan pada 20 orang tua SMP/MTs Ar-Rahmah Sukaraja yang akan dijadikan sampel. Uji coba instrumen dimaksudkan agar instrumen yang berupa angket harus valid dan reliabilitas sebelum disebarluaskan kepada responden.
Kevaliditasan instrumen, apabila mempunyai validitas tinggi jika butir-butir yang membentuk instrumen tidak menyimpang dari fungsi instrumen. Untuk mendapatkan instrumen yang valid, maka peneliti akan menguji angket melalui analisis butir soal. Mengenai hal tersebut Arikunto (2006:169) menyatakan bahwa “untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total”. Teknik validitas melalui analisis butir soal dengan rumus korelasi product moment dari pearson. Kriteria butir soal yang valid adalah jika rxy r tabel dan butir instrumen yang dikatakan tidak valid jika rxy r tabel.
Arikunto (2006:170) menjelaskan “reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sehingga alat pengumpul data karena instrumen sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabilitas akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga”. Untuk mencari reliabilitas kebiasaan belajar dan prestasi belajar menggunakan rumus alpha.
Bila instrumen reliabel berdasarkan uji coba, maka instrumen tersebut dapat digunakan sebagai insrtumen pengumpulan data.
Berikut klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut:
Reliabilitas Klasifikasi
0,9 < rh 1
0,7 < rh 0,9
0,4 < rh 0,7
0,2 < rh 0,4
0,0 < rh 0,2
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah:
1. Penggalian data
Mendapatkan data maka diperlukan adanya instrumen pengumpulan data yaitu indikator ditransformasikan menjadi item pertanyaan yang kemudian dikelompokkan menjadi instrumen pertanyaan sesuai dengan variabelnya. Penelitian ini menggunakan metode statistik maka option-option dalam angket harus diberi bobot berupa angka-angka seperti dikemukakan oleh Arikunto (2002). Datanya berupa data kuantitatif yaitu angka-angka, data penelitian yang kualitatif harus diubah menjadi data kuantitatif (berupa angka-angka yaitu dengan cara memberi skor).
2. Teknik pemberian skor
Sehubungan dengan pemakaian angket dalam pengumpulan data, maka angket tersebut diskalakan dalam bentuk skor dengan menggunakan skala likert, dimana penyusunan angket ini dalam bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan ganda, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jumlah jawaban yang telah disediakan. Pemberian skor terhadap alternatif jawaban yang ada dalam angket adalah sebagai berikut:
1. Jawaban A diberi skor 5
2. Jawaban B diberi skor 4
3. Jawaban C diberi skor 3
4. Jawaban D diberi skor 2
5. Jawaban E diberi skor 1
Kemudian skor tersebut diklasifikasikan menjadi 5 yaitu: Sangat sering, sering, jarang, sangat jarang, tidak pernah.

I. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara-cara atau teknik yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data merupakan kegiatan untuk menggali fenomena, informasi, data lapangan, ataupun objek penelitian sebagai dasar empiris dalam analisis data dan penarikan kesimpulan peneliti, dikutip dari Riduwan (2009 : 69). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Metode Angket
Sugiyono (2010: 96) menyatakan “metode ini digunakan bila responden jumlahnya besar dapat membaca dengan baik dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia”. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai menurunnya minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah Ar-Rahmah Sukaraja
2. Metode Dokumentasi
Arikunto (2006 : 135) mengatakan “Dokumentasi asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang yang tertulis”. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, kebijakan dibuka banyak SMK yang dipublikasikan pemerintah sebagai salah satu pilihan studi setelah SMP/MTs dan di Kabupaten Sukabumi hampir di setiap Kecamatan dengan catatan harian, serta dokumen. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah siswa, gambaran umum
Arikunto (1998: 236) menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Terkait dengan hal itu maka diperlukan adanya tehnik analisis data.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ada dua macam, yaitu:
(1) Teknik analisis deskriptif yaitu dengan perolehan persentase karena penelitian ini bersifat deskriptif dan mendeskripsikan tentang variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Nurkancana (1992: 22) langkah-langkah yang digunakan adalah:
a. Menentukan interval, dengan menggunakan rumus interval hitung sebagai berikut:

Data terbesar – data terkecil
Panjang kelas interval = ---------------------------------------
Jumlah kelas
b. Menentukan prosentase variabel, untuk mengetahui jumlah perbandingan skor masing-masing variabel yaitu variabel cara belajar yang diklasifikasikan menjadi sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang dan untuk prestasi belajar diklasifikasikan menjadi istimewa, sangat baik, baik, cukup, dan kurang dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus prosentase adalah sebagai berikut:

P = F x 100%
N
keterangan: F= frekwensi
N= jumlah subyek penelitian
P= Prosentase
(2) Analisis korelasional.
Dalam penelitian ini digunakan rumus statistik Regresi Linier Sederhana dan teknik ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dengan persamaan Regresi Linier seperti yang disebutkan oleh Sudjana (2010:312) sebagai berikut:
Y = a + bx
Regresi dengan x merupakan variabel bebasnya dan y variabel tak bebasnya dinamakan regresi y atas x.











DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Riduwan. 2009. Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti pemula. Bandung : Alfabeta..
Sugiono. 2010. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta..
Ulil Amri, Yun Yun Yumadi. 2010. Pengertian minat [online] 5 halaman. Tersedia : www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/sutjipto.htm ( 20 Juni 2010 )
JAWABAN SOAL UAS Pengantar Metodologi Penelitian
Nama : WINDA SOPIAH
Semester : VI-A
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi sekarang ini negara mengalami persaingan yang luar biasa dalam berbagai bidang. Antara lain dalam bidang perniagaan, industri, ilmu pendidikan dan berbagai dimensi lain, baik pembangunan fisik maupun pembangunan sepiritual. Dalam upaya menjawab tantangan ini perkembangan sumber daya diproritaskan. Perkembangan sumber daya yang diprioritasakan adalah perkembangan sumber daya manusia. Salah satu cara untuk meningkatkan sumberdaya manusia dapat melalui pendidikan.
Tidak dapat diragukan lagi, bahwa sejak anak manusia yang pertama lahir ke dunia, telah ada dilakukan usaha-usaha pendidikan, manusia telah berusaha mendidik anak-anaknya, kendatipun dalam cara yang sangat sederhana. Demikian pula semenjak manusia saling bergaul, telah ada usaha-usaha dari orang-orang yang lebih mampu dalam hal-hal tertentu untuk mempengaruhi orang-orang lain teman bergaul mereka, untuk kepentingan kemajuan orang-orang bersangkutan itu. Dari uraian ini jelaslah kiranya, bahwa masalah pendidikan adalah masalahnya setiap orang dari dulu hingga sekarang, dan diwaktu-waktu yang akan datang.
Sebagaimana diketahui bersama, pendidikan merupakan sesuatu yang sangat urgen dalam kehidupan manusia. Hal ini dapat dibuktikan dengan begitu banyaknya dalil-dalil yang pada intinya memerintahkan manusia untuk belajar dan menempuh pendidikan. Islam adalah agama yang membawa misi agar umatnya menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan adalah berkenaan di samping masalah keimanan juga masalah pendidikan.
Allah SWT berfirman :
                        
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589]. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al-Alaq : 1-5
Dari ayat-ayat tersebut di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa Tuhan berkata hendaklah manusia meyakini akan adanya Tuhan pencipta manusia (dari segumpal darah), selanjutnya untuk memperkokoh keyakinannya dan memeliharanya agar tidak luntur hendaklah melaksanakan pendidikan dan pengajaran. Bahkan tidak hanya itu, Tuhan juga memberikan bahan (materi pendidikan agar manusia hidup sempurna di dunia ini).
Allah SWT. Berfirman :
               
Artinya : “Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
(QS. Al-Baqoroh : 31)
Pendidikan pada hakekatnya berlangsung dalam suatu proses. Proses itu berupa transformasi pengetahuan, teknologi dan keterampilan. Penerima proses adalah anak atau siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju kearah kematangan kepribadian dan penguasaan pengetahuan. Selain itu, pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang diperoleh melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang kehidupan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yaitu :
                                
Artinya : “… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (QS. Mujadalah : 11)

Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat membangun diri sendiri dan besama-sama membangun bangsa. Disamping itu pendidikan merupakan masalah yang penting bagi manusia, karena pendidikan menyangkut kelangsungan hidup manusia. Manusia muda tidak hanya cukup tumbuh dan berkembang dengan dorongan insting saja, melainkan perlu bimbingan dan dorongan dari luar dirinya (pendidikan) agar ia menjadi manusia purna.
Menurut undang- undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab I pasal 1 menyatakan; Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, Masyarakat maupun bangsa dan negara, sebagai wujud perhatian negara Republik Indonesia, maka pemerintah berusaha meningkatkan mutu pendidikan sekarang ini. Peningkatan mutu pendidikan senantiasa disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membuat pembangunan bangsa akan menjadi lebih baik dan mampu bersaing dengan negara-negara lain.
Usaha yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan antara lain: peningkatan mutu para guru, pembaharuan kurikulum, penambahan berbagai fasilitas belajar, dan sebagainya. Meskipun usaha-usaha tersebut telah dilakukan tetapi masih banyak sekolah-sekolah yang menghasilkan lulusan yang kurang berkualitas. Oleh karena itu pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat, orangtua, guru, dan siswa itu sendiri.

Menurut Ngalim Purwanto (1988: 148) lingkungan pendidikan atau lingkungan belajar dibedakan menjadi 3 golongan. antara lain: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkuangan masyarakat. Lingkungan belajar tersebut mendukung dan berperan besar dalam keberhasilan perestasi belajar anak didik. Lingkungan keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama, tetapi juga dapat menjadi faktor kesulitan belajar. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 81) Lingkungan keluarga terdiri dari tiga faktor yaitu: faktor Orangtua, suasana rumah tangga atau keluarga, dan keadaan ekonomi keluarga.
Anak lahir dalam lingkungan keluarga dan dalam pemeliharaan Orangtua. Orangtua disini memikul tugas sebagai pendidik, pemelihara, pengasuh, pembimbing, maupun sebagai guru dan pengasuh bagi Anak-anaknya. Orangtua merupakan contoh terdekat bagi anaknya. Segala perbuatan yang dilakukan tanpa disadari akan ditiru anaknya, untuk itu sikap Orangtua yang bermasalah harus dihindari. Orangtua harus memperhatikan pendidikan, dan perkembangan belajar anaknya. Disamping itu hubungan Orangtua dengan anak sangat berpengaruh dalam kemajuan belajar anak. Yang dimaksud perhatian disini adalah kasih sayang yang penuh perhatian atau kebencian. Kasih sayang, perhatian atau penghargaan kepada anak akan menimbulkan mental yang sehat bagi anakanaknya.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab VI pasal 14. Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam lingkungan masyarakat. Dan sekaligus mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ketingkat menengah. Pendidikan dasar ini diselengarakan selama 9 tahun, yang dilaksanakan 6 tahun di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiah (MI) atau bentuk lain yang sederajat, serta 3 tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS) atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan menengah diselengarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pengetahuan yang telah didapat di sekolah dasar, selain itu juga guna menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang mampu melaksanakan hubungan timbal balik dengan sosial, budaya, dan alam sekitarnya serta dapat mengembangkan kemampuannya lebih lanjut di dunia kerja atau melanjutkan keperguruan tinggi. pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah umum ini berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Madarasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat
Jadi jelaslah pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja agar anak didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik, sehingga penerapan pendidikan harus diselengggarakan sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan UU No 20/ 2003. Menurut UU RI No 20/ 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional jenis dari pendidikan menengah salah satunya adalah sekolah menengah kejuruan (SMK). Penjelasan pasal 15 menjelaskan bahwa “ Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta diklat terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”.
Pemberlakuan kurikulum 2004 dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan upaya antisipatif untuk mencegah kesenjangan antara hasil pendidikan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang akan selalu berkembang.
Kesenjangan antara hasil pendidikan kejuruan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat terlihat dari tingkat pengetahuan dan penguasaan ketrampilan lulusan SMK. Fenomena yang terjadi saat ini adanya kebijakan pemerintah yang mempublikasikan SMK sebagai salah satu pilihan studi setelah SMP/MTs dan di Kabupaten Sukabumi hampir di setiap Kecamatan didirikan sebuah SMK baru, yang diasumsikan akan mematikan kelanjutan MA Swasta. Minat orangtua yang lebih cenderung pragmatis akan mengantarkan pilihan sekolah bagi anaknya adalah ke sekolah yang setelah selesai bisa masuk kerja yakni SMK(Sekolah Menengah Kejuruan) karena factor ekonomi.
Berkenaan dengan hal di atas menarik minat penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan antara dibuka banyak SMK akan menurunkan minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah Ar-Rahmah Sukaraja”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kebijakan dibuka banyak SMK yang dipublikasikan pemerintah sebagai salah satu pilihan studi setelah SMP/MTs dan di Kabupaten Sukabumi hampir di setiap Kecamatan?
2. Bagaimana menurunnya minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah Ar-Rahmah Sukaraja ?
3. Adakah hubungan antara kebijakan dibuka banyak SMK akan menurunkan minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah Ar-Rahmah Sukaraja ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian yaitu:
a. Mengetahui tentang kebijakan dibuka banyak SMK yang dipublikasikan pemerintah sebagai salah satu pilihan studi setelah SMP/MTs dan di Kabupaten Sukabumi hampir di setiap Kecamatan
b. Mengetahui menurunnya minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah Ar-Rahmah Sukaraja
c. Mengetahui hubungan antara kebijakan dibuka banyak SMK akan menurunkan minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah Ar-Rahmah Sukaraja.
2. Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini antara lain:
a. Memberikan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan Madrasah Aliyah pada khususnya.
b. Sebagai bahan atau referensi bagi para peneliti-peneliti yang lain yang ingin mengembangkan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Sehingga mengetahui arti penting penelitian agar keputusan-keputusan yang dibuat dalam hidup sehari-hari akan didasarkan pada hasil riset, baik dalam memecahkan pesoalan ataupun mencari hal-hal baru.

D. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : kebijakan dibukanya SMK
2. Variabel terikat : minat orang tua
Kebijakan Pemerintah provinsi Jawa Barat untuk menggencarkan program pendidikan khusus, yakni pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), untuk itu, pemprov melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Jawa Barat telah mewajibkan di setiap kecematan harus ada SMK.
Pendirian SMK di setiap kecamatan di seluruh Jawa Barat tersebut sangat terkait dengan upaya pengembangan pendidikan, khususnya mengenai pendidikan yang lulusannya siap kerja. Untuk SMK ini memang sudah diplot para lulusannya siap bekerja dengan keterampilan yang dimilikinya,
Keberadaan SMK yang wajib ada di setiap kecamatan, dimaksudkan agar masyarakat (para siswa dari keluarga miskin) bisa lebih mudah mencari sekolah. Bagi kecamatan yang sudah ada SMK-nya, maka dispendik akan memberikan bantuan berupa pembangunan ruangan kelas. Pada tahun terakhir ini banyak lulusan SMP/MTs yang cenderung memilih masuk atau melanjutkan ke bangku SMK.
Pengembangan SMK memang menjadi priorotas tersendiri. Untuk SMK nantinya setiap sekolah akan didirikan kelas wirausaha. Kelas wirausaha tersebut diutamakan bagi SMK yang sudah menjadi RSBI (Rintisan Sekolah Berstandard Internasional), sehingga para siswanya nantinya selama dua tahun mendapatkan materi praktik dan teori di sekolah. Sedangkan sisanya satu tahun, dilakukan praktik langsung membuka usaha. Untuk membuka usaha bagi siswa ini, tentunya akan dipersiapkan modal usaha oleh pemerintah. Jadi, setiap siswa yang membuka usaha akan diberi modal usaha.
Adapun minat Hurlock (1993) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.
Crow & Crow (1984) menjabarkan bahwa minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memperhatikan seseorang, Sesuatu barang atau kegiatan atau sesuatuyang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimulasi oleh kegiatan itu sendiri. Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan tersebut. Lebih lanjut, Crow and Crow menyebutkan bahwa minat mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan-dorongan, motif-motif dan respon-respon emosional.
Minat, menurut Chauhan (1978) pada orang dewasa menentukan aturan penting dalam perkembangan pribadi dan prilaku mereka. Minat adalah hal penting untuk mengerti individu dan menuntun aktivitas dimasa yang akan datang. Tampubolon (1993) mengemukakan bahwa minat adalah perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.
Hal senada juga dikemukakan oleh Sandjaja (2005) bahwa suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat tergantung sekali oleh minat seseorang terhadap aktivitas tersebut, disini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas. Meichati (Sandjaja, 2005) mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan suatu aktivitas.
Aiken (Ginting, 2005) mengungkapkan definisi minat sebagai kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat berhubungan dengan nilai-nilai yang membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya, hal tersebut diungkapkan oleh Anastasia dan Urbina (Ginting, 2005). Selanjutnya Ginting (2005) menjelaskan, minat berfungsi sebagai daya penggerakyang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi minat mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang.
Ditegaskan oleh Elliott dkk (2000) bahwa minat adalah sebuah karakteristik tetap yang diekspresikan oleh hubungan antara seseorang dan aktivitas atau objek khusus
Sutjipto (2001) menjelaskan bahwa minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut
Nunnally (Sutjipto, 2001) menjabarkan minat sebagai suatu ungkapan kecenderungan tentang kegiatan yang sering dilakukan setiap hari, sehingga kegiatan itu disukainya; sedangkan Guilford (Sutjipto, 2001) menyatakan minat sebagai tendensi seseorang untuk berperilaku berdasarkan ketertarikannya pada jenis-jenis kegiatan tertentu. Sementara itu Sax (Sutjipto, 2001) mendefinisikan bahwa minat sebagai kecenderungan seseorang terhadap kegiatan tertentu di atas kegiatanyang lainnya. Sedangkan Crites (Sutjipto, 2001) mengemukakan bahwa minat seseorang terhadap sesuatu akan lebih terlihat apabila yang bersangkutan mempunyai rasa senang terhadap objek tersebutHurlock (1993) mengemukakan bahwa minat merupakan hasil dari pengalaman belajar, bukan hasil bawaan sejak lahir.
Hurlock (1993) juga menekankan pentingnya minat, bahwa minat menjadi sumber motivasi kuat bagi seseorang untuk belajar, minat juga mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi seseorang dan minat juga menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni seseorang. Hurlock (1978) juga menjelaskan bahwa secara keseluruhan, pada masa anak-anak, minat memberikan sebuah kekuatan untuk belajar. Anak-anak yang berminat dalam sebuah aktivitas, berada dimanapun, akan memberikan usaha empat kali lipat untuk belajar dibandingkan anak-anak yang minatnya sedikit atau mudah merasa bosan. Jika pengalaman belajar menimbulkan kesan pada anak-anak, maka akan menjadi minat. Hal tersebut adalah sesuatu yang dapat diasah dengan proses pembelajaran. Di masa yang akan datang, minat sangat berpengaruh pada bentuk dan intensitas dari cita-cita pada anak.
Hidi & Derson (Ormrod, 2003) berpendapat minat adalah bentuk dari motivasi intrinsik. Pengaruh positif minat akan membuat seseorang mereka tertarik untuk bereksperimen seperti merasakan kesenangan, kegembiraan, dan kesukaan. Garner (Ormrod, 2003) menjelaskan bahwa seseorangyang memiliki minat terhadap apa yang dipelajari lebih dapat mengingatnya dalam jangka panjang dan menggunakannya kembali sebagai sebuah dasar untuk pembelajaran dimasa yang akan datang.
Pintrich dan Schunk (1996) juga menyebutkan bahwa minat merupakan sebuah aspek penting dari motivasi yang mempengaruhi perhatian, belajar, berpikir dan prestasi.
Krapp, Hidi, dan Renninger (Pintrich dan Schunk, 1996) membagi definisi minat secara umum menjadi tiga, yaitu: minat pribadi, minat situasi dan minat dalam ciri psikologi.
a) Minat pribadi, diartikan sebagai karakteristik kepribadian seseorang yang relatif stabil, yang cendrung menetap pada diri seseorang. Minat pribadi biasanya dapat langsung membawa seseorang pada beberapa aktifitas atau topikyang spesifik. Minat pribadi dapat dilihat ketika seseorang menjadikan sebuah aktivitas atau topik sebagai pilihan untuk hal yang pasti, secara umum menyukai topik atau aktivitas tersebut, menimbulkan kesenangan pribadi serta topik atau aktivitas yang dijalani memiliki arti penting bagi seseorang tersebut.
b) Minat situasi merupakan minat yang sebagian besar dibangkitkan oleh konsisi lingkungan.
c) Minat dalam ciri psikologi merupakan interaksi dari minat pribadi seseorang dengan ciri-ciri minat lingkungan. Renninger menjelaskan bahwa minat pada definisi ini tidak hanya pada karena seseorang lebih menyukai sebuah aktivitas atau topik, tetapi karena aktivitas atau topik tersebut memiliki nilaiyang tinggi dan mengetahui lebih banyak mengenai topik atau aktivitas tersebut.
Dari beberapa definisi minat di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai minat, bahwa minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan, dan menunjukkan kemampuan untuk memperhatikan seseorang, Sesuatu barang atau kegiatan atau sesuatuyang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimulasi oleh kegiatan itu sendiri. Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan tersebut. mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan-dorongan, motif-motif dan respon-respon emosional. Pada orang dewasa menentukan aturan penting dalam perkembangan pribadi dan prilaku mereka. Minat adalah hal penting untuk mengerti individu atau anak mereka dalam menempuh hidup dan menuntun aktivitas dimasa yang akan dating, agar lebih baik dari orang tuanya.
D. Skala Pengukuran Penelitian
Skala yang digunakan ialah skala Linkert, menurut Riduwan (2009 : 87) bahwa skala Linkert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala social. Dalam penelitian gejala social ini telah ditetapkan secara spesifik yang selanjutnya diebut sebagai variable penelitian yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variable kemudian sub variable dijabarkan lagi menjadi indicator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indicator-indikator yang terukur ini dapat menjadi titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden.
E. Anggapan Dasar
Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan beberapa asumsi dasar sebagai berikut:
1. Perbedaan tingkat kemampuan ekonomi setiap keluarga mempunyai pengaruh yang berarti untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah.
2. Kebijakan pemerintah yang mempublikasikan SMK sebagai pilihan studi setelah SMP/MTs.
3. Didirikannya SMK baru di setiap Kecamatan Kabupaten Sukabumi yang diasumsikan akan mematikan kelanjutan MA Ar-Rahmah sukaraja
4. Menurunnya minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah.
F. Hipotesis Penelitian
Menurut pendapat Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA, yang dikutip Suharsimi Arikunto dalam bukunya (2006 : 7), bahwa menurut asal-usulnya hipotesis berarti suatu kesimpulan atau pendapat yang masih kurang (hpyo = kurang, thesis = pendapat). Jadi kesimpulan itu belum final (proto conclution) karena masih harus dibuktikan. Hipotesis juga bias diartikan sebagai dugaan sementara yang mungkin benar, atau juga salah. Hipotesis akan ditolak, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan.
Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti variable kebijakan dibukanya SMK disetiap Kecamatan hubungannya dengan menurunnya minat orang tua menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah. Penulis perhatikan kedua variable tersebut, secara teoritis dapat diduga bahwa tinggi rendahnya minat orang tua dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah tentang dibukanya SMK disetiap Kecamatan.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah merumuskan hipotesis alternatifnya ( Ha ) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara variable X ( kebijakan dibukanya SMK ), dan variable Y ( minat orang tua ). Semakin tinggi kebijakan pemerintah tentang dibukanya SMK disetiap Kecamatan maka semakin tinggi minat orang tua menyekolahkan anaknya ke SMK. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah kebijakan pemerintah tentang dibukanya SMK disetiap Kecamatan maka semakin rendah minat orang tua menyekolahkan anaknya ke SMK.
Dengan taraf signifikan 5 %, hipotesis tersebut diterima apabila t hitung lebih besar dari t table.
G. Sumber Data
Sumber data yang diambil oleh peneliti dari penelitian empiriknya adalah sumber data primer dan data sekunder. Data primer dari responden yaitu ketua Pemprov, ketua diknas, ketua Pemda Sukabumi dan pemegang kebijakan-kebijakan pendidikan, sedangkan data sekunder diperoleh dari orang tua siswa SMP/MTs Ar-Rahmah Sukaraja, yang kegunaannya untuk mengadakan genelisasi atas asaa fakta-fakta yang ada, kemudian mengadakan interpretasi yang kritis dan mencari metode pemecahannya.
Penelitian ini dibatasi oleh dua variable, yaitu kebijakan dibukanya SMK disetiap Kecamatan hubungannya dengan menurunnya minat orang tua menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari angket dan analisis kulitatif adalah data tentang gambaran umum tentang lokasi SMK, mulai dari lokasi sarana dan prasarana sekolah sampai keberlangsungan kebijakan pemerintah. Adapun data kuantitatif adalah menurunnya minat orang tua menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah Ar-Rahmah Sukaraja.
H. Instrumen Penelitian
Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah:
1. Pengembangan instrumen
Dalam penelitian ini, untuk mencapai hasil yang diharapkan maka dalam pengembangan instrumennya dengan mengemukakan kisi-kisi instrumennya.
NO Variabel/indikator ( X ) Variabel/indikator ( Y ) APD NO SOAL
1. Jumlah SMK di Kab Sukabumi Tingkat kemampuan ekonomi orang tua siswa A 1-5
2. Target pendirian SMK Melanjutkan ke sekolah pilihan N 6-10
3. Tujuan pemerintah Mendapat kerja G 11-15
K
E
T

2. Uji coba instrumen
Sebelum instrumen digunakan sebagai alat pengumpul data, maka instrumen tersebut diujicobakan pada 20 orang tua SMP/MTs Ar-Rahmah Sukaraja yang akan dijadikan sampel. Uji coba instrumen dimaksudkan agar instrumen yang berupa angket harus valid dan reliabilitas sebelum disebarluaskan kepada responden.
Kevaliditasan instrumen, apabila mempunyai validitas tinggi jika butir-butir yang membentuk instrumen tidak menyimpang dari fungsi instrumen. Untuk mendapatkan instrumen yang valid, maka peneliti akan menguji angket melalui analisis butir soal. Mengenai hal tersebut Arikunto (2006:169) menyatakan bahwa “untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total”. Teknik validitas melalui analisis butir soal dengan rumus korelasi product moment dari pearson. Kriteria butir soal yang valid adalah jika rxy r tabel dan butir instrumen yang dikatakan tidak valid jika rxy r tabel.
Arikunto (2006:170) menjelaskan “reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sehingga alat pengumpul data karena instrumen sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabilitas akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga”. Untuk mencari reliabilitas kebiasaan belajar dan prestasi belajar menggunakan rumus alpha.
Bila instrumen reliabel berdasarkan uji coba, maka instrumen tersebut dapat digunakan sebagai insrtumen pengumpulan data.
Berikut klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut:
Reliabilitas Klasifikasi
0,9 < rh 1
0,7 < rh 0,9
0,4 < rh 0,7
0,2 < rh 0,4
0,0 < rh 0,2
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah:
1. Penggalian data
Mendapatkan data maka diperlukan adanya instrumen pengumpulan data yaitu indikator ditransformasikan menjadi item pertanyaan yang kemudian dikelompokkan menjadi instrumen pertanyaan sesuai dengan variabelnya. Penelitian ini menggunakan metode statistik maka option-option dalam angket harus diberi bobot berupa angka-angka seperti dikemukakan oleh Arikunto (2002). Datanya berupa data kuantitatif yaitu angka-angka, data penelitian yang kualitatif harus diubah menjadi data kuantitatif (berupa angka-angka yaitu dengan cara memberi skor).
2. Teknik pemberian skor
Sehubungan dengan pemakaian angket dalam pengumpulan data, maka angket tersebut diskalakan dalam bentuk skor dengan menggunakan skala likert, dimana penyusunan angket ini dalam bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan ganda, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jumlah jawaban yang telah disediakan. Pemberian skor terhadap alternatif jawaban yang ada dalam angket adalah sebagai berikut:
1. Jawaban A diberi skor 5
2. Jawaban B diberi skor 4
3. Jawaban C diberi skor 3
4. Jawaban D diberi skor 2
5. Jawaban E diberi skor 1
Kemudian skor tersebut diklasifikasikan menjadi 5 yaitu: Sangat sering, sering, jarang, sangat jarang, tidak pernah.

I. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara-cara atau teknik yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data merupakan kegiatan untuk menggali fenomena, informasi, data lapangan, ataupun objek penelitian sebagai dasar empiris dalam analisis data dan penarikan kesimpulan peneliti, dikutip dari Riduwan (2009 : 69). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Metode Angket
Sugiyono (2010: 96) menyatakan “metode ini digunakan bila responden jumlahnya besar dapat membaca dengan baik dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia”. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai menurunnya minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah Ar-Rahmah Sukaraja
2. Metode Dokumentasi
Arikunto (2006 : 135) mengatakan “Dokumentasi asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang yang tertulis”. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, kebijakan dibuka banyak SMK yang dipublikasikan pemerintah sebagai salah satu pilihan studi setelah SMP/MTs dan di Kabupaten Sukabumi hampir di setiap Kecamatan dengan catatan harian, serta dokumen. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah siswa, gambaran umum
Arikunto (1998: 236) menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Terkait dengan hal itu maka diperlukan adanya tehnik analisis data.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ada dua macam, yaitu:
(1) Teknik analisis deskriptif yaitu dengan perolehan persentase karena penelitian ini bersifat deskriptif dan mendeskripsikan tentang variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Nurkancana (1992: 22) langkah-langkah yang digunakan adalah:
a. Menentukan interval, dengan menggunakan rumus interval hitung sebagai berikut:

Data terbesar – data terkecil
Panjang kelas interval = ---------------------------------------
Jumlah kelas
b. Menentukan prosentase variabel, untuk mengetahui jumlah perbandingan skor masing-masing variabel yaitu variabel cara belajar yang diklasifikasikan menjadi sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang dan untuk prestasi belajar diklasifikasikan menjadi istimewa, sangat baik, baik, cukup, dan kurang dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus prosentase adalah sebagai berikut:

P = F x 100%
N
keterangan: F= frekwensi
N= jumlah subyek penelitian
P= Prosentase
(2) Analisis korelasional.
Dalam penelitian ini digunakan rumus statistik Regresi Linier Sederhana dan teknik ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dengan persamaan Regresi Linier seperti yang disebutkan oleh Sudjana (2010:312) sebagai berikut:
Y = a + bx
Regresi dengan x merupakan variabel bebasnya dan y variabel tak bebasnya dinamakan regresi y atas x.











DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Riduwan. 2009. Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti pemula. Bandung : Alfabeta..
Sugiono. 2010. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta..
Ulil Amri, Yun Yun Yumadi. 2010. Pengertian minat [online] 5 halaman. Tersedia : www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/sutjipto.htm ( 20 Juni 2010 )

Minggu, 06 Juni 2010

cinta abadi

Ada kekasih yang membuktikan cintanya dgn jutaan kalimat pujian dan rayuan..

Ada pula dgn sikap nan penuh kasih..

Tak sedikit dgn pngorbanan yang meluluh lantakkan harga diri..

Ada pula dngan menguras tenaga dan materi..

Namun bagiku..
Aku mecintai mu dengan menundukkan wajahku pd mu, bukan karena ku ingin berpaling dr mu, tp krn ku ingin menjaga pandanganmu dr panah2 iblis..

Ku mecintaimu dengan tidak melemah lembutkan suaraku padamu, bukan krn aku ingin menyakitimu, namun krn aku ingin menjaga hatimu dari bisikan syaitan yang menipu..

Ku mencintaimu dengan menjauh darimu, bukan krn ku membencimu, namun krn ku ingin menjaga mu dr khalwat yang menjebak..

Ku mencintaimu dgn menjaga diri mu dan diriku.. Menjaga kesucianmu dan ksucianku.. Menjaga kehormatanmu dan kehormatanku.. Menjaga kebeningan hatimu dan hatiku..

Cinta.. Tak mengapa saat ini kita jauh, krn kelak Allah yang akan menyatukan kita dalam ikatan sucinya..
Karena itu jauh lebih berarti.. Jauh lebih abadi..

Karena ku yakin.. Janji Allah adalah pasti, wanita yang baik hanya untuk laki2 yang baik..

Seperti inilah ku mcintaimu..
Dngn mjaga ksucian diri' jiwa dan hatiku.. Hanya untuk ku persembahkan pd mu kelak..

Oleh karena itu cinta.. Jaga kesucian cintamu juga hanya untukku..

Rabb.. padaMu ku titipkan cintaku padanya..